Ketukan pagi bekukanku dalam gelap tanpa cahaya
engkau yang duduk riang dengan alunan lagu
memberiku inspirasi tak mencari jalan dalam bara
walau terdengar lucu aku tetap bungkam dalam kaku
Kau coretan pena yang ku rangkai
tapi tak pernah aku fahami ku rangkai menjadi apa
tanpa pernah peduli coretan tanpa bingkai
menjadi lukisan tanpa makna
Seribu bahasa dalam tetesan yang tak ku mengerti
ku mendengarmu lirih dalam alunan fatwa kesucian
aku terisak tanpa orang lain memahami
hanya tuhan dan keabadian yang menyaksikan
Semakin larut rambutku memutih
ku melihatmu kembali dalam sajian koran pagi
secangkir kopi temani masa aku tertatih
hingga aku sadari semakin dekat aku dalam mati
Hah....! pikirku singkat tak peduli
melihat kembali masa kecil yang terbuang
tapi mereka semua adalah guru abadi
yang mengajariku tak sekedar menjadi bayang-bayang
Detik berikutnya mungkin telah tiba
tiba menjadi aku seutuhnya
mengenal tuhan dengan bekal apa adanya
dan aku menunduk malu bukan didunia
Aku mengerti bagaimana tuhan menciptakan alur "aku dan mereka"
hanya untuk mengajariku melihat bagaimana Dia memberi warna esok
tapi sedikitpun aku tak menyesali aku terlahir sebagai siapa
dan menjadikan keindahan ini begitu sempurna tanpa sudut balok
Aku yang memahamiMu
KN: EDP (Kutipan : Cerpen : Jiwa yang terasing)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »