Objek Wisata Karaton Sumenep Madura | Tanah Kelahiran
| 12/03/2014

By On 12/03/2014




Oke Saya Akan mengenalkan objek wisata yang berada di Kabupaten Sumenep, yaps disini admin terlahir sebagai seorang yang amat sederhana tanpa perlu dikenal dan tanpa perlu memperkenalkan diri sebagai siapa atau apa...! yang penting adalah sebuah manfaat yang akan tercipta dari apa yang telah atau yang akan kita lakukan, sebagai putra daerah akan selalu menjunjung tinggi nilai - nilai yang telah diajarkan oleh adat dan budaya leluhur tanpa ada batasan ras, agama atau status sosial, bagi saya pribadi kebanggaan mengakui jati diri sebagai seorang yang terlahir didaerah tertentu adalah hal yang sangat mengagumkan, karena kita mengerti dan tahu hakikat hidup dari asal dimana kita terlahir.
Oke kita mulai pada inti dari postingan ini yakni mengenalkan budaya Sumenep serta wisata yang ada disini, baik wisata Religi, Pantai serta wisata pulau...!
-ALENGLENG MADURA-


Masjid Agung Sumenep






Pembangunan Masjid Jamik Sumenep dimulai pada tahun 1779 Masehi dan selesai 1787 Masehi. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan pendukung Karaton, yakni sebagai tempat ibadah bagi keluarga Karaton dan Masyarakat, masjid ini adalah masjid kedua yang dibangun oleh keluarga keraton, dimana sebelumnya kompleks masjid berada tepat di belakang keraton yang lebih dikenal dengan nama Masjid laju yang dibangun oleh Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa, penguasa Sumenep XXI.

Pantai Lombang

Wisata Pantai Lombang terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep. Di Madura pantai ini cukup terkenal sebagai salah satu pantai terindah, berpasir putih dan rimbun pohon cemara udang. Tak heran, orang Madura akan menyebut Pantai Lombang saat ditanya pantai terindah di Pulau Garam ini.









Pantai Slopeng

Pantai Slopeng adalah kawasan pantai yang indah penuh pesona alamnya yang asri dan pohon nyiur dan siwalan tinggi melambai, pohon kelapa dan juga cemara udang, serta pantai pasir putih di pantainya menggunung, membuat kawasan pantai ini banyak disinggahi oleh wisatawan domestik maupun dari mancanegara. Pantai Slopeng memiliki hamparan pasir yang membentang sepanjang 6km. Pasir-pasir putih tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk bersantai di tepian pantai. Anda dapat menikmati keindahan laut pantai utara Madura ini dari bukit-bukit yang tergolong landai ini dan bisa bermain pasir sepuasnya di sini.

Suasana tenang dan nyaman akan Anda dapatkan di Pantai Slopeng. Dengan lambaian pohon-pohon kelapa, nuansa pantai yang khas sangat terasa. Puas bersantai, saatnya bermain air. Air laut di pantai ini berwarna jernih dan bersih. Arus lautnya pun cukup tenang, jadi tak perlu takut diterpa arus yang kuat. Anda dapat menikmati lautan yang biru dengan pemandangan langit yang luas. Dengan tenangnya suasana, Anda akan betah berlama-lama menikmati pantainya.

Pesona Pantai Slopeng akan bertambah saat senja tiba. Ada sunset yang berwarna keemasan menyinari hamparan pasir putihnya. Bayangan Anda akan terlihat jelas saat berdiri di pantainya dengan disinari cahaya sang senja yang tenggelam. Pemandangan ini harus diabadikan dalam kamera.

Sedangkan fasilitas yang terdapat di pantai slopeng seperti, olah raga air, perahu layar tempat beistirahat atau bersantai, panggung gembira, pesanggerahan, tempat bermain anak, kamar mandi dan toilet.

Pantai Slopeng juga bisa digunakan untuk kegiatan seperti, seni tradisional, lomba memasak dan dihari-hari besar ada ketupatan.

Pantai Slopeng merupakan salah satu Pantai Utara di Sumenep selain Pantai Lombang, Pantai ini terletak di jalan raya Ambunten km 17 Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep, 21 km dari Pusat Kota Sumenep, yang berjarak 197km dari kota Surabaya.

Untuk menuju Pantai Slopeng yang satu ini para wisatawan bisa melewati beberapa akses jalan pantai Utara Kab. Sumenep. Akses tersebut bisa dilalui dari Pantai Lombang – Legung – Pantai Slopeng lewat jalan by pass yang sedang dibangun oleh pemerintah atau bisa juga bisa melalui jalur Sumenep – Ambunten – Pantai Slopeng.






Asta Tinggi (Makam Raja-Raja)





Museum Sumenep








Wisata Kesehatan
PULAU DENGAN KADAR OKSIGEN TERBAIK DIDUNIA
PULAU GILIYANG
Berdasarkan penelitian saint atmosfer dan iklim oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 2006 dan Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur pada 2011, pulau itu memiliki kandungan oksigen terbaik di dunia.




Oke  Sekian dulu dan semoga bermanfaat
MATOR SAKALANGKONG 

Kemerdekaan Anak Negeri
| 8/17/2014

By On 8/17/2014


AKU INDONESIA
DAN AKU BANGGA

"BANGSA YANG BESAR
ADALAH BANGSA YANG BUKAN HANYA MENGENANG JASA PAHLAWANNYA
MELAINKAN
MELAKUKAN DAN MENERUSKAN CITA-CITA PAHLAWANNYA
KARENA PAHLAWAN BUKANLAH SEBUAH KENANGAN
TAPI....! MEREKA ADALAH RUH SUCI BANGSA INI"

MERDEKA....................!!!
(EDP)







Bagaimana Kondisi Borobudur saat pertama kali ditemukan?
| 1/09/2014

By On 1/09/2014


Candi borobudur terkubur lahar merapi
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa ahli mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi.

Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi.





Sejarah ditemukannya candi borobudur
Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur.

Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar.

Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu.






Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.