Cerita Kocak Ala Gusdur

Posted by cyberfrogteam (ADMIN) on 1/04/2012




Seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia datang ke suatu daerah di Madura. Dia bercerita tentang pesawat ruang angkasa kepada warga setempat. Kata si peneliti, "Pesawat itu dibuat untuk pergi ke bulan.
Mendengar penjelasan itu, seorang warga berceletuk. "Kenapa ke bulan, Profesor? Kenapa pesawat tidak pergi ke matahari?"
Dengan sabar si peneliti menjelaskan kalau suhu matahari terlalu panas untuk didekati. Mendapat jawaban begitu, si warga pun menanggapi. "Kalau panas, berangkatnya malam saja. Lalu pulangnya sebelum Subuh, seperti Rasulullah."

Itulah sekelumit guyonan yang pernah dilontarkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur semasa hidupnya. Lelucon itu kembali diceritakan mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi di acara "Humor-humor Gus Dur, Mengenang Dua Tahun Wafatnya Gus Dur", Senin malam, 2 Januari 2012.
Istri dan anak Gus Dur, yaitu Sinta Nuriah dan Alissa Wahid hadir dalam acara yang digelar di kediaman Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. itu. Juga, orang-orang yang pernah merasakan guyonan Gus Dur. Seperti, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat  Akbar Tanjung, Ketua PBNU Said Aqil Siraaj, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syarifudin, mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, budayawan Sudjiwo Tedjo, serta komedian Tarzan dan Kadir. Ada juga mantan menteri Ryas Rasyid, Bondan Gunawan, dan Ruhut Pangaribuan.
Mahfud menuturkan, banyak wafatnya Gus Dur diperingati dalam bentuk berbagai cara, seperti tahlilan, doa, bahkan di klenteng. Peringatan wafatnya Gus Dur kali ini digelar dengan cara mengenang humornya. "Karena yang terpenting dari Gus Dur adalah humornya," ujar Mahfud.
Mahfud mengenang, kala dirinya menjadi Menteri Pertahanan, setiap Selasa Gus Dur dan para menteri sarapan bersama di kediaman Wakil Presiden Megawati. Di sana, Gus Dur kerap memberi petuah melalui humor.
Satu ketika Gus Dur bercerita, seseorang mendatanginya dan menanyakan perbedaan kisah Nabi Ibrahim yang akan menyembelih anaknya. "Menurut Islam, anak Ibrahim yang akan dikorbankan adalah Ismail. Sementara menurut agama Yahudi adalah Ishak. Yang bener yang mana, Gus?" tanya orang itu.
Mendapat pertanyaan itu, Gus Dur menjawab dengan enteng. "Dua-duanya (Ismail dan Ishak) kan tidak jadi disembelih, jadi buat apa diributkan."
Humor Gus Dur yang diceritakan Mahfud itu sontak membuat tamu yang hadir tertawa. Gus Dur, ujar Mahfud, kerap menyampaikan pesan penting. "Tapi dia melontarkannya melalui bahasa yang mudah dimengerti dan jenaka."

Kisah berbeda datang dari Ketua PBNU Said Aqil Siraj. Dulu, saat Internet baru marak di Indonesia, seseorang bertanya ke Gus Dur mengenai sah atau tidaknya menikah melalui Internet. Mendapat pertanyaan begitu, dengan ringan Gus Dur menjawab, "Menikah lewat Internet boleh, asal bertemunya juga di Internet saja, ciuman lewat Internet."
Jawaban yang sederhana, kata Aqil, tapi mengandung makna dalam, yaitu tidak memperumit masalah. Kepada Aqil, Gus Dur juga pernah menceritakan humor tentang kesabaran. Dikisahkan tentang seorang pemuda gagah yang tengah berusaha memecahkan batu besar. Dicoba 50 pukulan, batu tak pecah. Dicoba 70 hingga 100 pukulan, batu tidak kunjung pecah. Lalu lewat seorang kakek tua renta, dipukulnya batu itu sebanyak lima kali. Eh, langsung pecah. Si pemuda bingung, pikirnya begitu sakti kakek ini. Tapi kakek itu cuma bilang, batu tersebut bisa pecah dengan 105 pukulan.
Aqil juga pernah bertanya ke Gus Dur, "Enak jadi presiden, Gus?" Dengan enteng Gus Dur menjawab, "Ya enak, wong periksa dokter gratis."
Cerita lain datang dari wartawan senior Tempo, Wahyu Muryadi, yang pernah menjadi juru bicara kepresidenan di masa Gus Dur. Kata Wahyu, kala itu direncanakan Presiden Kuba Fidel Castro akan datang ke Indonesia. Namun, belum diketahui secara pasti pukul berapa Fidel akan datang.
Tiba-tiba, saat seluruh orang di kediaman Gus Dur telah istirahat, Wahyu mendapat pesan kalau Fidel sudah tiba dan langsung ke kamar Gus Dur. Dia pun tergopoh-gopoh langsung ke sana.
"Di sana saya liat mereka berbincang. Gus Dur pakai celana pendek dan dengar radio tentang pewayangan karena sedang istirahat dan Fidel pakai baju hijau seperti satpam," kata dia.
Fidel bertanya ke Gus Dur tentang presiden yang pernah berkuasa di Indonesia. Dengan bahasa Inggris yang fasih Gus Dur menjawab. "Presiden pertama, Sukarno, gila perempuan. Presiden kedua, Soeharto, gila harta. Presiden ketiga, Habibie, gila ilmu pengetahuan."
"Lalu bagaimana dengan kamu," tanya Fidel. Gus Dur pun menjawab, "Saya? Kalau saya, semua yang milih saya jadi presiden itu gila."
Sebelum menjadi presiden, Gus Dur pernah berseloroh ke Ruhut Pangaribuan yang waktu itu jadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura. Kata Gus Dur, "Kamu enggak usah berangkat ke Singapura. Oktober nanti saya jadi presiden. Tuhan sudah kasih tahu saya."
Mendengar omongan itu, Ruhut tidak percaya. Lalu saat Gus Dur datang ke Singapura dan berbicara dengan pengusaha Cina di sana, dia kembali menyatakan hal yang sama, kalau Oktober bakal jadi presiden. "Saya khawatir. Orang ini pede sekali, bahkan bukan jadi calon presiden, tapi langsung yakin akan jadi presiden," kata Ruhut.
Tapi ternyata omongan Gus Dur terbukti adanya. Oktober 1999, dia menjadi presiden. "Sejak itu saya anggap dia sakti. Saya tidak berani macam-macam lagi ke Gus Dur."
Menurut Hasyim, humor Gus Dur banyak dipengaruhi daerah Jawa Timur. Namun, dimodifikasi dengan gaya tersendiri sehingga bisa diterima orang sekitarnya. Penulis buku humor tentang Gus Dur, Hamid Basaid, berpendapat berbeda. Guyonan Gus Dur tidak berasal dari kulakan Jawa Timur saja, tapi dari berbagai etnis dan budaya di dunia.
Banyak humor Gus Dur kurang bisa diterima masyarakat. "Akhirnya, 10-15 tahun terakhir humor Gus Dur diwarnai kisah-kisah yang merakyat dan lebih mudah dicerna," kata Hamid.
Humor Gus Dur juga kerap digunakan untuk memukul orang lain. Seperti saat Rhoma Irama melarang Inul goyang ngebor. Ketika wartawan meminta tanggapan Gus Dur tentang larangan itu, dia berceletuk, "Rhoma Irama itu tidak punya hak melarang-larang orang. Dia kan bukan raja beneran, cuma raja dangdut," cerita Hamid.

From : TEMPO.CO


Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube F

3 COMMENT:

Advertiser